STUDI KASUS PEMASARAN GLOBAL TERHADAP STARBUCKS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Globalisasi merupakan sebuah fenomena yang tidak lagi asing
untuk didengar. Dewasa ini, kita dapat melihat bagaimana segala sesuatu hal
yang terjadi di dunia tidak terlepas dari konteks globalisasi. Globalisasi pada
dasarnya merupakan fenomena yang membuat seolah batas-batas negara
menjadi pudar dan tidak lagi signifikan seperti sebelumnya. Globalisasi ini
memiliki banyak efek dan mampu memfasilitasi beberapa pergerakan di dunia.
Globalisasi dengan demikian memungkinkan adanya suatu hal untuk men-global‟ dan
meningkatkan konektivitas yang ada dalam masyarakat, terlepas dari di mana
mereka tinggal dan bermukim. Kopi merupakan salah satu komoditi di dunia yang belakangan
ini menjadi perhatian bersama. Tanpa disadari sedikit demi sedikit, kopi
mengalami pergeseran peran dan makna dalam posisinya di kehidupan masyarakat di
dunia. Dalam dunia yang modern ini, seringkali kita lihat bagaimana gerai-gerai
kopi bertebaran hampir di seluruh penjuru dunia. Pertumbuhan gerai-gerai kopi
ini tentunya menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dikaji lebih lanjut.
Bahkan di negara yang tidak memiliki komoditas kopi yang melimpah pun saat ini
dapat memiliki gerai kopi yang menjadi tempat di mana masayarakat melakukan
aktivitasnya. Tidak hanya itu, pertumbuhan pesat gerai kopi ini juga dapat
menjadi salah satu indikasi bagaimana globalisasi telah berjalan dan memudarkan
batas-batas kenegaraan hingga usaha perolehan salah satu komoditas yang tidak
dimiliki oleh suatu negara bukan lagi merupakan masalah besar. Ketika
membicarakan mengenai kopi dan globalisasi, tentunya kita tidak dapat terlepas
dari Starbucks Coffee, yaitu korporasi multinasional ternama di dunia yang bergerak
di bidang produksi specialty coffee.
Tidak
dapat dipungkiri, gerai kopi Starbucks saat ini bukanlah merupakan suatu hal
yang sulit dicari, mengingat keberadaannya yang terletak di mana-mana. Starbucks
merupakan sebuah fenomena yang cukup menarik, karena perusahaan ini awalnya
hanya meurpakan gerai kopi kecil di Amerika Serikat, yang pada akhirnya mampu
melakukan ekspansi internasional dan menjangkau pasar luar negeri. Starbucks
dalam hal ini merupakan salah satu ikon dalam globalisasi mengingat
keberhasilannya membuka sekitar 18.000 gerai kopi di seluruh penjuru dunia. Starbucks
Corporation, sebuah perusahaan terkenal di dunia dengan bidang retail, dengan
konsep sebuah restoran menghadirkan produk utama adalah kopi dan teh. Di dunia.
Starbucks
Corporation sudah memiliki sekitar 4000 cabang, dan termasuk perusahaan dengan
perkembangan yang cepat di Amerika. Starbucks Corporation selain terkenal
dengan kualitas kopinya juga dikenal dengan pelayanan konsumen dan perusahaan
dengan biaya yang tinggi. Starbucks membangun sebuah lingkungan
bisnis dimana mensosialisasikan ke konsumen sebuah produk dengan harga yang
sesuai dengan produknya dan tidak ada batasan umur untuk datang dan menikmati
produk di outlet.
Starbucks Cafe
menjual kopi, minuman panas berbasis espresso, minuman dingin dan panas selain
kopi ataupun variasi campuran antara minuman kopi dengan minuman lainnya baik
panas maupun dingin dan makanan ringan. Dalam Perkembangannya Starbucks Cafe
juga menjual merchandise seperti cangkir, mug, thumbler, toples, dst. Starbucks
corporation juga mempunyai divisi Starbucks Entertainment yang memproduksi
musik, buku dan film. Di Starbucks Cafe juga tersedia layanan WiFi bagi
pelanggan yang ingin berinternet ria sambil menikmati secangkir kopi dan
makanan ringan atau sambil mendengarkan CD dari para pemusik dan artis
terkenal.
Berbagai macam
layanan inilah yang dijual oleh Starbucks Cafe kepada para pelanggannya, tidak
hanya sekedar minuman kopi, tapi sebuah experience dalam menikmati minuman
kopi, inilah yg disebut dengan The Starbucks Experience oleh Joseph Michelli
dalam bukunya yang berjudul sama. Inilah sebuah alasan mengapa harga minuman
dan makanan di Starbucks Cafe dinilai overprice bagi orang awam yang bukan
pelanggan Starbucks Cafe. Karena yang dijual bukanlah hanya minuman kopi dan
makanan ringan tapi sebuah experience dalam menikmati minuman kopi dan makanan
ringan dengan gaya yang cozy and comfortable.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.
PENGERTIAN
Pemasaran
global adalah proses menfokuskan sumber daya (manusia, uang, aset fisik) dan
tujuan-tujuan dari suatu organisasi untuk memperoleh kesempatan dan menanggapi
ancaman pasar global. Pasar demikian biasanya tercipta karena adanya
konsumen yang lebih menyukai produk standar , harga murah, dan karena adanya
perusahaan global yang memanfaatkan jaringan operasi dunia mereka untuk
bersaing dipasar-pasar global.
Dimensi-dimensi
utama dalam pemasaran global:
- Lingkungan pemasaran global
- Segmentasi pasar global
- Pemasaran dengan sasaran global
- Merumuskan strategi dan rencana pemasaran global
- Bauran pemasaran global
- Mengelola dan memimpin usaha pemasaran global
Pemasaran
yang sukses yang bergantung pada seberapa kuat hal itu bertumpu pada hal-hal
yang fundamental. Tetapi bukan berarti semua prinsip marketing adalah sama,
memang skenario pemasaran yang berbeda membutuhkan tak tik yang berbeda pula.
Mengetahui perbedaan ini sama juga mengetahui perbedaan antara sukses dan
kegagalan.
2.
PEMASARAN
Dasar
dari keberhasilan program pemasaran global adalah pemahaman yang mendalam akan
disiplin pemasaran. Pemasaran adalah proses mengkonsentrasikan berbagai sumber
daya dan sasaran dari sebuah organisasi pada kesempatan dan kebutuhan
lingkungan.
a.
Konsep Pemasaran
Konsep baru pemasaran dan Empat ”P”.
Product, Price, Place, and Promotion.
b.
Konsep Strategis Pemasaran
Konsep strategis pemasaran merupakan
suatu perkembangan yang besar dalam sejarah pemikiran pemasaran, mengubah fokus
pemasaran dari pelanggan atau produk ke pelanggan dalam konteks lingkungan
eksternal yang lebih luas.
c.
Tiga Prinsip Pemasaran
Inti dari pemasaran dapat diringkas
dalam 3 prinsip dasar :
i.
mengidentifikasikan
tujuan dan tugas pemasaran
ii.
kenyataan
persaingan dari pemasaran
iii.
berbargai
cara utama untuk mencapai 2 prinsip utama
Tahap-Tahap
dari Pemasaran Domestik Ke Pemasaran Global/Transnasional .
1. Pemasaran Domestik
Pemasaran yang secara nyata
ditunjukkan pada pasar dalam negeri disebut pemasaran domestik. Orientasi
mereka adalah bersifat “ETHNO
CENTRIC”, yaitu bahwa sifat pasar atau
Konsumen dimanapun akan sama , sehingga manajemen memandang pasar Domestik
padat dengan peluang yang jauh lebih aman.
2. Pemasaran Ekspor
Adalah tahap pertama untuk
menanggapi kesempatan pasar di luar negeri. Pemasar ekspor menjadikan pasar di
luar negeri sebagai sasaran dan menggantungkan diri pada produksi dalan negeri
untuk memasok pasar ini. Fokus dalam tahap ini adalahmenafaatkan produk dan
pengalaman dalam negeri.
3. Pemasaran Internasional
Bertindak lebih jauh lagi dari
pemasara ekspor dan menjadi lebih terlibat dalam lingkungan pemasaran dalam
negara tempat perusahaan tadi melakukan bisnis.
4. Pemasaran Multinasional
Organisai pemasaran internasional
mulai dengan menfokuskan pada memanfaatkan pengalaman dan produk perusahaan.
5. Pemasaran Global / Transnasional
Menfokuskan pada pemanfaatan asset,
pengalaman dan produk perusahaan secara global dan pada melakukan penyesuaian
pada apa yang benar-benar unik dan berbeda dalan setiap negara. Konsep ini
mengakui budaya universal dan perbedaan pasar yang unik.
3.
STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL
a.
Melakukan Ekspor-Impor
b.
Membuka kantor perwakilan atau cabang
Pembentukan
sebuah anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya disebut sebagai Greenfield
Venture atau usaha ladang-hijau. Tindakan ini merupakan sebuah proses yang
kompleks dan berpotensi akan memakan biaya besar, tetapi strategi ini memiliki
keunggulan karena memiliki kontrol maksimum kepada perusahaan sehingga jika
berhasil berpotensi memberikan laba di atas rata-rata. Hal ini secara khusus
benar untuk perusahaan yang memiliki kapabilitas tidak berwujud .
c.
Mengeluarkan lisensi asing/kontrak manufaktur dan alih teknologi.
Perusahaan pemberi Lisensi (Licensor) membuat persetujuan dengan menerima Lisensi (Licensee) bahwa Licensee memperoleh Hak untuk menggunakan Proses / Teknologi Produksi,
Merk Dagang, Paten dsb, dengan membayar Fee
/ Royalty kepada Licensor . Licensor dalam
hal ini memperoleh manfaat, yaitu dapat memasuki pasar Asing dengan Risiko
Rendah. Contoh : DISNEYLAND mengeluarkan Lisensi untuk memproduksi dan
memasarkan produknya : - Donald Bebek, Mickeymouse, dll.
d. Melakukan
Franchising
Yaitu
bentuk kerjasama tertulis antara pihak Franchisor dan Franchise diberi hak
untuk mendistribusikan Produk atau Jasa tertentu dalam periode dan Wilayah
tertentu serta cara-cara yang ditentukan
oleh Franchisor. Contoh : MC. Donald,
KFC. Dll.
e.
Membuka Usaha Patungan atau Joint Venture
Investor luar negeri dapat bergabung
investor lkal untuk membentuk usaha patungan dimana mereka membagi kepemilikan
dan control. Perusahaan luar neheri mungkin kekurangan sumber daya finansial
atau manajerial atau manajerial untuk menjalankan usahanya.
f.
Melakukan Akuisisi Perusahaan Lain
Akuisisi adalah pengambilan
kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh
perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau
yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah.
Keuntungan akuisisi diantaranya adalah :
1. akuisisi dapat menyediakan
akses cepat ke sebuah pasar yang baru
2. akuisisi dapat memberikan
jalan untuk ekspansi internasional
Sedangkan,
Kelemahan dari akuisisi adalah :
1. pendanaan yang mahal
sehingga seringkali diperlukan pendanaan melalui utang.
2. negosiasi internasional
untuk akuisis dapat menjadi kompleks karena dihadapkan pada syarat-syarat hukum
dan perundang- undangan di negara tuan rumah dan perusahaan sasaran dan
mendapatkan informasi yang tepat untuk menegosiasikan perjanjian
4.
FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT BISNIS GLOBAL
A.
Kekuatan Yang Mendorong
·
Kebutuhan
Pasar
Budaya universal seperti perbedaan
budaya terdapat unsur yang sama dalam sifat manusia yang menjadi dasar untuk
menciptakan dan melayani pasar global.
Contoh : minuman ringan, salah satu
industri global yang terbesar yang sukses
·
Teknologi
Professor Levitt menulis artikel ”
kenyataan komersial yang baru – munculnya pasar global untuk produk konsumen standar
dalam skala yang belum pernah dibyangkan”. Ada kekuatan yang amat besar yang
mendorong dunia ke arah menyatunya hal-hal yang sudah umum dan kekuatan itu
adalah Teknologi. Teknologi menyederhanakan komunikasi, transpotasi dan
perjalanan.
·
Biaya
Keseragaman dapat menurunkan biaya
riset, rekayasa, desain, kreatif dan produksi di semua fungsi bisni , dari
rekayasa sampai pemasaran dan administrasi.
·
Mutu
Volume global menghasilkan
penerimaan dan mutu operasi yang lebih besar untuk mendukung mutu desai dan
pembuatan.
·
Komunikasi
dan Transportasi
Revolusi informasi memberikan
kontribusi pada berkembangnya pemasaran global.
·
Daya
Tuas
Keunggulan yang dimilikinya karena
perusahaan itu beroperasi secara simultan dilebih dari satu pasar nasinal. Sebuah
perusahaan global dapat mengembangkan 5 tipe daya tuas :
1. Transfer pengalaman
2. Transfer sistem
3. Penghematan skala
4. Pendayagunaan Sumber daya
5. Strategi global
B. Kekuatan Yang Menghambat
·
Perbedaan
Pasar
Dalam setiap kategori produk,
perbedaan masih cukup banyak diantara batas negara dan budaya budaya yang
memerlukan adaptasi dari beberapa unsur bauran pemasaran.
·
Sejarah
Sejarah merek dagang mungkin
memerlukan strategi pemasaran khusus dan berbeda, serta di setiap negara perlu
penentuan posisi tersendiri.
·
Kecadokan
Manajemen
Dalam banyak hal, produk dan
kategori merupakan calon untuk globalisasi, tetapi manajement tidak menangkap
kesempatan tsb.
·
Budaya
Organisasi
Perusahaan global yang sukses adalah
pemsar yang telah belajar cara memadukan visi global dan perspektif dengan
insiatif dan masukan pasar lokal. Hal ini sulit dilakukan oleh perusahaan.
·
Kendali
Nasional/ Hambatan untuk masuk suatu Negara
Setiap negara melindungi perusahaan
lokal dan kepentingannya dengan memegang kendali terhadap akses pasar dan jalan
masuknya.
5. PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Pengertian
perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi
antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa
atas dasar suka rela dan saling menguntungkan.
Perdagangan
Internasional dapat juga diartikan perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama.
a.
Manfaat
perdagangan internasional
·
Efisiensi
Melalui perdagangan internasional,
setiap negara tidak perlu memproduksi semua kebutuhannya, tetapi cukup hanya
memproduksi apa yang bisa diproduksinya dengan cara yang paling efisien
dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan demikian, akan tercipta
efisiensi dalam pengalokasian sumber daya ekonomi dunia.
·
Perluasan konsumsi dan produksi
Perdagangan
internasional juga memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu
negara.
·
Peningkatan produktifitas
Negara-negara
yang berspesialisasi dalam memproduksi barang tertentu akan berusaha
meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian mereka akan tetap unggul dari
negara lain dalam memproduksi barang tersebut.
·
Sumber penerimaan Negara
Dalam
perdagangan internasional juga bisa menjadi sumber pemasukan kas negara dari
pajak-pajak ekspor dan impor.
- Kebijakan Perdagangan Internasional
Kebijakan
perdagangan internasional setiap negara berbeda dengan negara lain. Ada negara
yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan bebas (free trade), ada yang
memilih menjalankan kebijakan perdagangan proteksionis, dan ada pula yang
memilih gabungan keduanya.
·
Perdagangan
Bebas
Perdagangan
bebas adalah keadaan ketika pertukaran barang/jasa antarnegara berlangsung
dengan sedikit ataupun tanpa rintangan.
Menurut
aliran fisiokratis dan aliran liberal (klasik), liberalisasi perdagangan dapat
memacu kinerja ekspor dan pertumbuhan ekonomi karena beberapa alasan berikut.
1. Perdagangan Bebas cenderung memacu
persaingan, sehingga menyempurnakan skala ekonomis dan alokasi sumber daya.
2. Perdagangan bebas mendorong
peningkatan efisiensi, perbaikan mutu produk, dan perbaikan kemajuan teknologi
sehingga memacu produktivitas faktor produksi.
3. Perdagangan bebas merangsang
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan serta memupuk tingkat laba, tabungan,
dan investasi.
4. Perdagangan bebas akan lebih mudah
menarik modal asing dan tenaga ahli, laba, tabungan, dan investasi.
5. Perdagangan bebas memungkinkan
konsumen menghadapi ruang lingkup pilihan yang lebih luas atas barang-barang
yang tersedia.
·
Perdagangan
Proteksionis
Salah
satu tujuan kebijakan perdagangan proteksionis adalah untuk meningkatkan daya
saing produk diluar negeri. Menurut pengatur kebijakan proteksionis, nilai
tukar (terms of trade) barang manufaktur, yaitu ekspor utama negara-negara
maju, sering dinilai lebih tinggi dari nilai tukar barang primer, yaitu ekspor
utama negara-negara berkembang. Itulah yang menjadi alasan utama timbulnya
kebijakan perdagangan proteksionis.
Dalam
kenyataannya, terdapat beberapa alat kebijakan perdagangan proteksionis yang
digunakan oleh hampir semua negara. Beberapa diantaranya adalah tarif atau bea
masuk, kuota, subsidi, dan larangan impor.
1) Tarif atau Bea Masuk
Tarif
atau bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan
baik barang impor maupun ekspor.
2) Kuota
Kuota
adalah batas maksimum jumlah barang tertentu yang bisa diimpor dalam periode tertentu,
biasanya satu tahun.
3) Subsidi
Subsidi
terhadap biaya produksi barang domestik akan menurunkan harga, sehingga
produksi domestik dapat bersaing dengan barang impor dan akan mendorong
konsumen membelinya.
4) Larangan Impor
Karena
alasan-alasan tertentu, baik yang bersifat ekonomi maupun politik, suatu negara
tidak menghendaki impor barang tertentu.
c. Dampak Positif Perdagangan
Internasional
1. Meningkatkan Kesejahteraan
2. Mempercepat Pembangunan
3. Meningkatkan sumber daya manusia
4. Alih Teknologi
c. Dampak
Negatif Perdagangan Internasional
1. Menimbulkan ketergantungan kepada
negara lain
2.
Cenderung statis
3. Pengusaha yang tidak kompetitif
terancam gulung tikar
4. Adanya perubahan nilai sosial
budaya
d. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perdagangan internasional
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan
perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :
- Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
- Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan Negara
- Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
- Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut
- Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenagaü kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
- Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
- Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain
- Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
e.
Faktor-faktor yang mendorong
terjadinya perdagangan antarnegara
·
Keanekaragaman
Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi
faktor-faktor produksi yang dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia,
memiliki potensi besar dalam memproduksi barang-barang hasil pertanian. Dengan
kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak
dapat dihasilkannya di dalam negeri.
·
Penghematan
Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara
memproduksi barang dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns
to scale atau biaya produksi rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah
barang yang diproduksi semakin besar. Jadi, apabila suatu negara
berspesialisasi memproduksi barang tertentu dan mengekspornya, biaya produksi
rata-ratanya akan turun.
·
Perbedaan
Selera
Sekalipun
kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara mungkin akan
melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya, Norwegia
mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan memperoleh
keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia meningkat.
BAB III
PEMBAHASAN
Starbucks adalah kafe kopi didirikan oleh Jerry
Baldwin, Zev Siegl, and Gordon Bowker (kemudian diambil alih oleh Howard
Schultz)pada tahun 1971 yang bermula dari Seattle sampai akhirnya pada tahun
2002 berkembang menjadi 5688 outlet yang tersebar di 30 negara.
Selain menyediakan kualitas kopi yang baik Starbucks
juga dikenal dengan pelayanan konsumennya yang memuaskan. Hal ini didukung
terutama karena Starbucks sangat memperhatikan kepuasan karyawannya. Dimana
karyawan Starbucks atau yang lebih dikenal sebagai 'barista’. diposisikan
menjadi team terdepan dan mengetahui apa kebutuhan dari konsumen.
Permasalahan
yang dihadapi oleh Starbucks Corporation
Starbucks Corporation tumbuh menjadi besar seperti
sekarang tidak lepas dari rintangan dan permasalahan yang menjadi constraint
dan barrier bagi pertumbuhan perusahaan ini. Constraint awal diawali ketika
Howard berinovasi untuk membuat jaringan Starbucks Cafe di Amerika. Awalnya
permasalahan datang dari pihak lokal di Seattle ketika Starbucks Cafe ingin
membuka beberapa cabangnya di kota seattle itu sendiri, penolakan-penolakan
diberikan oleh cafe-cafe yang telah berdiri di Seattle sebelumnya dan ini
merupakan barrier type pertama menurut teori Michael Porter yang dibahas dalam
buku Managerial Economics and Business Strategy tulisan Michael R Baye, yaitu
barrier dari sisi existing competitor. Di bagian studi kasus 1-1 pada buku
International Marketing, Cateola, Gilly dan Graham menyebutkan bahwa
penolakan-penolakan berupa kesulitan dalam mengakuisisi tanah dan bangunan
strategis untuk Starbucks Cafe diberikan oleh para existing competitor di
Seattle.
Pertumbuhan yang pesat dari Starbucks Corporation
juga menghadapi permasalahan pasar yang jenuh di AS, dimana gerai Starbucks
Cafe sudah begitu menjamur di AS. Pembukaan gerai baru justru akan menurunkan
volume sales dari gerai Starbucks Cafe existing, sehingga terjadi kanibalisme
di antara gerai-gerai Starbucks Cafe di AS dan ini harus dihindari.
Barriers juga diberikan oleh berbagai pihak ketika
Howard memperluas strategi expansi Starbucks Cafe ke luar negeri. Di berbagai
tempat di Amerika Serikat sejumlah gerai Starbucks telah menjadi sasaran
serangan sejumlah pihak yang berpendapat bahwa perusahaan ini menjadi bagian
dari homogenisasi kebudayaan Amerika dan arus globalisasi yang melanda dunia.
Bentuk serangan berbeda-beda, dari corat-coret di dinding, penuangan lem pada
kunci pintu dan jendela gerai untuk mempersulit orang masuk atau mengotori
jendelanya, hingga pemasangan surat pemberitahuan dengan kop surat palsu
Starbucks yang isinya mengumumkan dengan penuh penyesalan tentang ditutupnya
ribuan gerai di seluruh dunia.
Barriers juga dialami Starbucks Corporation di
negara-negara Asia dan Timur Tengah yang sensitif dengan isu AS, menjamurnya
Starbucks Cafe di seluruh dunia dianggap sebagai imperialisme AS ke seluruh
dunia. Economic barriers dari isu penolakan competitor berkembang menjadi
politis dan berlandaskan alasan cultural. Begitu juga di eropa dimana budaya
minum kopi sdh mengental sejak dulu dan jumlah cafe di daratan eropa yang sudah
tidak terhitung lagi banyaknya, beberapa warga eropa tidak menganggap Starbucks
Cafe sebagai tempat yang istimewa dan tidak jauh berbeda dengan cafe-cafe
lainnya yang sudah ada sejak dulu di eropa.
Starbucks Corporation melaporkan bahwa laba
perusahaan naik lebih dari delapan kali lipat pada kuartal kedua tahun 2010
saat pengunjung datang dan berbelanja lebih banyak. Usaha perusahaan yang menggenjot
kinerja waralaba internasional dan meningkatkan penjualan dari kedai-kedai yang
dimiliki sendiri membantu mengerek keuntungan menjadi USD 217.3 juta atau USD
0.28 per saham. Gambaran tersebut, untuk kuartal yang berakhir pada 28 Maret,
termasuk potongan USD 0.01 per lembar saham. Dalam periode yang sama tahun
sebelumnya, Starbucks hanya mampu menggaet USD 25 juta atau USD 0.03 per saham.
Revenue meningkat 9 persen menjadi USD 2.53 miliar dari USD 2.33 miliar pada
tahun 2009.
DAFTAR PUSTAKA
1. International Business by Ball,
McCulloch, Geringer, Minor and McNett
2. International Marketing by
Cateora, Gilly and Graham
3. Managerial Economics and
Business Strategy by Michael R Baye
4. Strategic Cost Management by
Shank and Govindarajan
5. The Starbucks Experience by
Joseph Michelli
Komentar
Posting Komentar